Minggu, 12 April 2009

Pengemangan minapolitan di Jateng


“Kampung lele” di Boyolali mampu hasilkan 10 ton ikan lele per hari, sedangkan kabupaten Banyumas hasilkan 857,11 ton ikan gurame per tahun

Program minapolitan yang tengah digarap oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) beserta Departemen Pekerjaan Umum (DPU) disambut baik oleh kalangan Pemerintah Daerah (Pemda), termasuk Pemda provinsi Jawa Tengan (Jateng). “Kami sangat mendukung pengembangan kawasan minapolitan ini jika komoditas yang akan dikembangkan digemari oleh masyarakat,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Jateng, Galih Rasiono saat dihubungi TROBOS. Menurut dia, program pengembangan kawasan minapolitan di Jateng akan dilakukan di tiga kabupaten yaitu Boyolali, Banyumas dan Klaten.

Demi pengembangan kawasan minapolitan di wilayah Jateng, Galih menyebutkan, pihaknya akan menyiapkan dana khusus dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). “Meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak. Tetapi saya pikir ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan minapolitan,” ujar Galih tanpa menyebut angka. Gawe besar ini akan melibatkan beberapa instansi seperti DKP dan DPU. “Untuk pembangunan infrastrukturnya kita akan serahkan ke DPU.”

Sedangkan untuk mengantisipasi timbulnya konflik penggunaan tata ruang, Galih mengatakan jika pihaknya telah mengantisipasi dengan melakukan kordinasi dengan semua dinas terkait. “Ini kita lakukan untuk memperkecil kemungkinan adanya penyalahgunaan tata ruang. Karena kalau itu sampai terjadi dikemudian hari akan sangat merugikan semua pihak,” tegasnya.

“Kampung Lele” Boyolali

Salah satu kawasan minapolitan yang akan dikembangkan di Jateng adalah “kampung lele” yang terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Boyolali. Menurut Galih, wilayah tersebut memang memiliki potensi yang besar untuk pengembangan usaha ikan lele, mulai dari budidaya hingga pengolahannya. “Kita akan kembangkan mulai dari hulu sampai hilir,” tandasnya. Rencananya, kawasan itu akan dijadikan kota perikanan yang mampu tumbuh dan berkembang sejalan dengan komoditas unggulan dan usaha agribisnis yang dikembangkan.

Gayung bersambut, pengembangan kawasan minapolitan di Boyolali ini mendapat respon posistif dari Bupati Boyolali, Sri Mulyanto. Dikutip media, Mulyanto menyatakan komitmen kesiapan Pemkab Boyolali dalam mendukung program minapolitan. Sebab hal ini merupakan peluang bagi pengembangan perekonomian rakyat Boyolali.

Mulyanto yakin, hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Sebab potensi sumberdaya ikan dan juga sumberdaya manusia yang dimiliki sudah cukup memadai. Struktur pengembangan kawasan minapolitan di Boyolali meliputi pengembangan kota tani (desa dengan fasilitas kota) sebagai pusat kegiatan, pusat pelayanan agribisnis, serta kawasan desa pemasok bahan baku.

Dia menambahkan, pengembangan kawasan minapolitan di Boyolali juga akan ditunjang dengan pendanaan dari APBN sebesar Rp 700 juta. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan sentra pengolahan dan pembangunan kolam khusus untuk pengasapan ikan lele. Rencananya, selain dijadikan sebagai ikon perikanan nasional, kawasan “kampung lele” Boyolali juga akan diangkat sebagai salah satu kawasan perikanan yang ternama di dunia internasional.

Selengkapnya baca Majalah TROBOS edisi Januari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar