Minggu, 12 April 2009

Ikan Air Tawar, Kebanggaan Tulungagung



Bahkan sejak 1996, pekerjaan pembudidaya ikan sudah tertera dalam Kartu Tanda Penduduk

Kabupaten Tulungagung, sebelum 1987 dikenal sebagai daerah banjir. Akibatnya banyak terbentuk genangan air sebagai tempat hidup ikan air tawar. Dampak positifnya, baik secara langsung atau tidak masyarakat paham dan terbiasa pola tersebut. Ditambah lagi dengan dukungan sumber daya alam sungai Berantas dan irigasi Lodagung yang mengalir dari Lodoyo, Blitar sampai Tulungagung, membuat sumber air melimpah. “Secara umum sumber air di Tulungagung cukup dangkal. Air dengan mudah diperoleh cukup dengan kedalaman 3-6 meter. Kondisi ini sangat mendukung Tulungagung sebagai sentra perikanan air tawar,” ungkap Supartono, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tulungagung.
Tidak bisa dibantah, perikanan menjadi salah satu sektor unggulan Kabupaten Tulungagung, dengan ikan hias Maskoki sebagai maskot, disusul lele dan gurame. “Dan saat ini kita tengah berupaya mengembangkan budidaya patin (panasius),” jelas Supartono.
“Bahkan, sejak 1996 jenis pekerjaan pembudidaya ikan sudah tertera dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP),” ujar Supartono sumringah. Kebanggan ini menandakan usaha ini telah mampu menjadi penyangga hidup pembudidaya ikan sekeluarga.
Tidak heran jika serapan tenaga kerja sektor ini cukup tinggi. Serapan di perairan umum sebesar 5.124 orang dengan rincian sungai menyerap 3.492 orang, rawa 207 orang, waduk 1.149 orang, telaga 276 orang. Pembudidaya ikan hias 3.412 orang dan ikan konsumsi 12.200 orang untuk pembenihan 784 orang. Pendapatan sektor perikanan juga cukup tinggi, pada 2007 pendapatannya sebesar Rp 302,140 miliar. Perikanan budidaya menyumbang porsi terbesar dengan jumlah Rp 256,124 miliar disusul perikanan tangkap laut Rp 39,478 miliar dan perikanan tangkap di perairan umum Rp 6, 536 miliar. Besarnya pendapatan didukung penyebaran budidaya ikan air tawar yang merata di berbagai kecamatan di Tulungagung. Menurut Supiyan, Area Supervisor PT Sanbe Farma, daerah timur yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Blitar lebih cocok untuk perikanan karena berupa dataran. Komoditas unggulan ikan hias air tawar khususnya Maskoki tersentra di tiga Kecamatan Sumbergempol, Kedungwaru, Boyolangu dan yang lain tersebar di 12 kecamatan. Ikan konsumsi tersebar di 17 kecamatan dengan sentra Lele di Kecamatan Gondang, Kauman, Pakel, Besuki, Campurdarat, dan Bandung. Untuk sentra Gurami di kecamatan Rejotangan, Ngunut, Kalidawir, Ngantru, Kedungwaru, Boyolangu dan Sumbergempol.
“Dari dana program UKM untuk kabupaten Tulungagung Rp 6 miliar, Rp 3 miliar dialokasikan bagi pembudidaya ikan air tawar dengan bunga pinjaman 6% per tahun. Tidak ada yang nunggak, dan sekarang sudah mulai diarahkan ke bank umum,” Supartono bernada puas.

Hanya Sentra Produksi
Tulungagung sebagai sentra produksi perikanan air tawar juga diakui oleh Denny Setyo Wicaksono, Sales Manager PT Matahari Sakti, produsen pakan ikan. “Tulungagung merupakan barometer perikanan, awalnya tidak hanya pada pembesaran ikan konsumsi saja tetapi sentra benih, khususnya lele,” ujar Denny. Seiring perjalanan waktu pembenihan lele semakin sulit, tingkat keberhasilannya kecil, akibat menurunnya genetik serta iklim yang kurang bersahabat. Sehingga kini pembudidaya mendatangkan benih lele dari Pare, Kediri sedangkan gurame dari Blitar dan Banyumas.
Tiga tahun lalu menurut Denny, daya serap pakan ikan air tawar di Tulungagung mencapai 2500 ton, dengan FCR 1. “Saat itu 70% pembudidaya lele, 30% ikan hias dan gurame. Kenyataannya sekarang kondisi ini berbalik, hampir 60% beralih ke gurame dan 40% budidaya ikan hias, lele dan patin”. Ini juga diakui Supiyan, “Budidaya lele membutuhkan perputaran modal yang besar dan cepat. Berbeda dengan gurame, biaya lebih kecil meskipun waktu yang dibutuhkan lebih lama.”

1 komentar:

  1. pak saya ilham akbar, petani ikan dari daerah purwokerto mau menawarkan kerjasama dalam pengadaan benih ikan gurami (telur), dengan harga bersaing. jika berminat bisa hub. saya via email (iakbar61@yahoo.co.id)

    BalasHapus